Selamat Datang Cakrawala !!!

Selamat Datang Cakrawala !!!
hanya ingin mengutarakan persepsi tanpa tendensi

Rabu, 19 Oktober 2011

Profil Anies Baswedan

Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 berasal dari keluarga intelektual yang menyimpan tekad untuk turut membangun bangsa melalui jalur pendidikan, di antaranya dengan mengantarkan Paramadina menjadi universitas kelas dunia. Kedua orang tua Anies adalah dosen, Rasyid Baswedan, ayah Anies, pernah menjadi Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia, sementara Aliyah Rasyid, ibu Anies, adalah guru besar di Universitas Negeri Yogyakarta.

Jiwa kepemimpinan seorang Anies Baswedan telah teruji sejak di bangku SMA. Ketika SMA, Anies pernah menjadi ketua OSIS se-Indonesia ketika ia mengikuti pelatihan kepemimpinan di Jakarta pada September 1985. Ia menjadi ketua untuk 300 delegasi SMA-SMA se-Indonesia.

Dalam menjalani perannya Anies Baswedan memiliki visi Intelectually growing, Financially sufficient, dan Socially impactfull. Beliau adalah intelektual muda Indonesia yang namanya sudah mendunia dan berwawasan global. Ia tercatat sebagai penerima penghargaan dari majalah Foreign Policy sebagai satu dari 100 Intelektual Publik Dunia yang paling berpengaruh pada bulan April 2008 bersama Noam Chomsky, Al Gore, Francis Fukuyama, Samuel Huntington, Vaclav Havel, Thomas Friedman, Bernard Lewis, Lee KuanYew dan pemenang Nobel asal Bangladesh, Muhammad Yunus.

Selain itu, Anies Baswedan juga mendapatkan penghargaan sebagai salah seorang "Young Global Leaders 2009" dari Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum, WEF). Tokoh dunia lain yang juga masuk daftar Pemimpin Muda Dunia di antaranya adalah pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg, pegolf Tiger Woods, Anchor CNBC-India Shireen Bhan, CEO YouTube Chad Hurley dan pebalap F-1 Michael Schumacher

Kemudian, pada April 2010, Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang akhir April (2010). Dalam edisi khusus yang berjudul “20 Orang 20 Tahun”, Majalah Foresight menampilkan 20 tokoh yang diperkirakan akan menjadi perhatian dunia. Mereka akan berperan dalam perubahan dunia dua dekade mendatang. Nama Anies disematkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National Congress India Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS, Paul Ryan.

Di Indonesia sendiri, Anies adalah seorang rektor termuda dalam sejarah Indonesia. Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan dilantik menjadi rektor Universitas Paramadina. Anies menjadi rektor menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh cendekiawan dan intelektual Muslim, Nurcholish Madjid, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut. Saat itu ia baru berusia 38 tahun.

Sebagai seorang akademisi, salah satu gerakan fenomenal yang digagas Anies Baswedan adalah Gerakan Indonesia Mengajar (GIM), sebuah program yang merekrut anak-anak muda lulusan perguruan tinggi ternama di Indonesia untuk mengabdi sebagai guru di sekolah-sekolah dasar yang ada di pelosok Indonesia. Program ini memiliki tujuan ganda, pertama, untuk mengisi kekurangan guru berkualitas Sekolah Dasar di daerah terpencil. Kedua, untuk membekali pemuda terbaik yang berpotensi menjadi world class leader with grass root understanding, yaitu pemimpin yang memiliki visi kedepan namun memahami dan mengerti seluk beluk permasalahan rakyat di akar rumput. Para pemuda yang dikirim sebagai guru Sekolah Dasar (SD) ke daerah disebut sebagai Pengajar Muda. Pada angkatan pertama, GIM memberangkatkan 51 Pengajar Muda. Para Pengajar Muda adalah hasil seleksi dari 1.383 pelamar yang sudah melalui proses seleksi ketat sejak pertengahan tahun 2010.

(Diolah dari berbagai sumber))

Selasa, 18 Oktober 2011

Ringkasan Kuliah Umum Anies Baswedan, STAN 17 Oktober 2011

Indonesia dalam konteks Global Competitiveness Report Tahun 2010

The Global Competitiveness Report (GCR) merupakan laporan tahunan yang dipublikasikan oleh World Economic Forum. Laporan ini pertama kali di rilis pada tahun 1979. Sejak Tahun 2004, GCR memberi peringkat negara-negara maju dan berkembang berdasarkan Global Competitiveness Index (GCI). GCI ini dikembangkan oleh Xavier Sala-i-Martin dan Lesa V. Artadi. Sebelumnya, peringkat makroekonomi didasarkan pada Jeffey Sachs’s Growth Development Index dan peringkat mikroekonomi didasarkan pada Michael Porter’s Business Competitiveness Index. GCI mengintegrasikan aspek daya saing secara makroekonomi dan mikroekonomi dalam satu index.

Laporan ini menilai kemampuan negara untuk menyediakan tingkat kemakmuran yang tinggi kepada rakyatnya. Tingkat kemakmuran ini tergantung pada seberapa produktif negara tersebut menggunakan sumber dayanya. Oleh karena itu, GCI mengukur seperangkat intitusi, kebijakan, dan faktor-faktor keberlanjutan kemakmuran ekonomi saat ini dan dalam jangka menengah.

Penilaian GCI terhadap tingkat daya saing sebuah negara terbagi dalam 12 pilar yaitu:


1. Institutions

2. Infrastructure

3. Macroeconomic Environment

4. Health dan Primary Education

5. Higher Education dan Training

6. Good Market Efficiency

7. Labor Market Efficiency

8. Financial Market Development

9. Technological Readiness

10. Market Size

11. Bussiness Sophistication

12. Innovation


12 pilar Daya Saing.png

GCR tahun 2010 telah mencakup 139 negara maju dan berkembang. Pada Tahun 2010, Swiss menduduki peringkat pertama sebagai negara paling kompetitif di dunia, disusul Swedia dan Singapura di peringkat kedua dan ketiga. USA sebagai negara maju merosot ke peringkat 4 akibat krisis ekonomi tahun 2007-2010 dan ketidakstabilan makroekonomi. Indonesia, pada Tahun 2010 menduduki peringkat 44, lebih baik dari tahun 2009 yang menduduki peringkat 54, dan bahkan lebih baik dari tahun 2005 yang hanya menduduki peringkat 69. Global Competitiveness Index Indonesia pada tahun 2010 lebih baik dari Italia, Brazil, dan India. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di peringkat 5 dibawah Singapura (3), Malaysia (26), Brunei Darussalam (28), dan Thailand (38).

Dalam laporan ini disebutkan bahwa Indonesia unggul dalam beberapa indikator yaitu :

No

Indikator

Peringkat

1

Favoritism in decisions of government officials

28

2

Wastefullness of government spending

30

3

Burden og Government regulation

36

4

National savings rate

16

5

Domestic Market Size index

15

6

Buyer sophistication

35

7

Value chain breadth

26

8

Capacity for innovation

30

Di sisi lain daya saing Indonesia lemah dalam beberapa indikator yaitu :

No

Indikator

Peringkat

1

Irregular payments and bribes

95

2

Organized crime

98

3

Ethical behavior of firms

99

4

Quality of overall infrastructure

90

5

Time required to start a business

121

6

Internet bandwidth

102

Dalam GCR disebutkan pula problematika utama dalam menjalankan usaha di Indonesia, yaitu inefficiency government bureaucracy (16,2%), Corruption (16%), inadequate supply of insfrastructure (8,4%), acces to financing (7,8%), dan inflation (6,7%).

(Sumber : Global Competitiveness Report 2010-2011, Wolrd Economic Forum)

Anies Baswedan tentang peranan STAN dalam kemajuan Indonesia

STAN sebagai sebuah institusi pendidikan, telah diakui kualitasnya sejak dahulu. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan STAN telah mewarnai jalannya pemerintahan. Sebagai sebuah institusi kedinasan, STAN memasok SDM berkualitas ke lingkungan internal pemerintahan, terutama Kementerian Keuangan, BPKP, dan BPK. Menurut Anies dalam menjalankan sebuah pemerintahan yang efektif, hanya diperlukan sekitar 1000an orang yang memiliki hardskill dan softskill yang mumpuni. Seribu orang dengan kualitas mumpuni ini akan mampu untuk menggerakkan roda pemerintahan yang mengatur 230 juta jiwa ke arah yang lebih baik. Merekalah yang disebut elite pemerintahan. Dan STAN adalah supplier para elite ini.

STAN telah mampu menghasilkan sosok-sosok penting yang memiliki hardskill yang luar biasa, tetapi softskill dari alumni STAN sendiri masih patut dipertanyakan. Beliau mengutip pidato Bapak Amin Sunaryadi dalam Wisuda Mahasiswa STAN Tahun 2011, “Alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara sejak jaman dahulu selalu mengalami pilihan peran yang dilematis. Sebagian alumni telah berkiprah dengan sangat membanggakan dalam mendorong perubahan dan membongkar kebobrokan di negara ini, sedangkan sebagian alumni lainnya dalam posisi sebagai pelaku kebobrokan yang dibongkar tersebut. Jadi, para pendekar dan penjahatnya ternyata sama-sama berasal dari kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara”. Pilihan ada di tangan mahasiswa STAN itu sendiri, apakah akan menjadi yang membersihkan ataukah dibersihkan.

Pesaing dan partner alumni STAN di masa mendatang bukanlah lulusan universitas lokal tetapi lulusan Melbourne, Tokyo, Amerika serikat yang memiliki keunggulan seperti (1) State acknowledge, (2) Penguasaan bahasa asing, (3) International networking, dan (4) Capital. Anies menegaskan di masa mendatang mahasiswa STAN bukan hanya warga sebuah negara, tetapi juga menjadi "warga dunia". Dengan kesadaran menjadi ”warga dunia” , mahasiswa dapat melihat ke depan. Menurutnya saat ini harus ada kesadaran melampaui Indonesia, beyond Indonesia.

Anies Baswedan tentang Integritas

Jika puluhan tahun lalu rasisme dianggap hal yang normal oleh orang kebanyakan, saat ini rasisme dianggap hal yang bodoh, tidak normal, dan semua orang akan malu bersikap dan berkata rasis. Orang-orang saat ini akan berpikir seribu kali untuk bersikap rasis di depan publik. Begitu pula dengan korupsi. Saat ini mungkin korupsi, kolusi, suap dianggap sebagai hal yang normal, wajar, tidak merugikan jika dilakukan. Anies menjamin bahwa pada satu masa nanti korupsi akan dianggap sebagai hal yang aneh, bodoh, dan memalukan untuk dikerjakan. Seperti halnya rasisme di masa sekarang.

Hal yang harus dimiliki individu agar terhindar dari sikap korup adalah Integritas. Anies Baswedan mengatakan “tanamkan integritas sejak dini karena integritas layaknya mata uang, integritas akan selalu diterima dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun”. Jika seseorang memiliki integritas dalam dirinya, apakah nantinya dia bekerja di sektor swasta, sektor publik, ataupun sektor pemerintahan yang akan ditularkan kepada lingkungannya adalah sebuah kebaikan.

Anies Baswedan tentang kepemimpinan nasional

Tiga pilar yang harus dibangun untuk memajukan Indonesia di masa mendatang adalah (1) Rule of Law, (2) Development, dan (3) Democracy. Tiga pilar ini hanya akan mempunyai pengaruh dalam kehidupan berbangsa apabila didukung oleh sebuah Kepemimpinan yang Efektif (Effective Leadership). Kepemimpinan yang efektif datang dari seorang pemimpin yang selalu mengirimkan harapan, bukan mengirimkan ratapan, bukan pula pemimpin yang suka mengeluh. Pemimpin itu selalu menggandakan pesan-pesan optimisme.

Anies Baswedan tentang peranan mahasiswa dalam kemajuan bangsa

Menurut Anies, mahasiswa memiliki tiga karakter utama, yakni intelektualitas, moral dan ke-oposisi-an. Selama ini, dua karakter terakhir sudah dapat dikatakan tuntas. Timbulnya pergerakan organisasi-organisasi mahasiswa menunjukkan karaker oposisi mahasiswa. Meski kadang terlihat anarkis, tetapi mahasiswa telah mengerti batasan-batasan moral yang harus dijaga. Akan tetapi, karakter pertama, intelektualitas, masih belum dihayati. Salah satu mplementasi karakter tersebut adalah kemampuan menulis dan berbahasa internasional.

Sebagai aktivis mahasiswa corak Anies Baswedan agak sedikit berbeda. Sejak dini Anies memang gandrung dengan dunia penelitian. Saat mahasiswa ia aktif menjadi peneliti di PAU (Pusat Antar Universitas) UGM. Anies tidak terlalu suka memperjuangkan ide-ide perlawanan mengandalkan retorika ala demo di jalanan. Menurutnya hal itu hanya akan menjadi bulan-bulanan Orde Baru dan hanya akan membuahkan popor senjata aparat. Karena itu ia lebih senang melakukan perlawanan berbasiskan metode ilmiah seperti riset.

Aktivisme saja menurutnya tidak pernah cukup. Perlu alat yang disebutnya sebagai metode ilmiah. Generasi Anieslah di UGM yang telah membuat penelitian heboh bagaimana tata niaga BPPC dibawah kontrol anak kesayangan Soeharto yakni Tommy Soeharto telah terbukti menjadi alat penghisap uang mark-up besar-besaran.

Anies meneliti hal itu hingga keliling pabrik cengkeh di Indonesia. Mengobservasi secara detail bagaimana BPPC melakukan praktik korupsi tersebut mulai dari pemetikan cengkeh, diayak, dihitung kandungan airnya hingga proses penjualan ke industri rokok.

“Penelitian itu kami bagi-bagikan. Hasilnya luar biasa. Ini membuat aktivis bisa berbicara dengan legitimasi akademik yang tidak terbantahkan. Tidak ada siapapun yang bisa membantah hal itu. Aktivitas riset yang semangatnya perlawanan terhadap Soeharto,” kata Anies.

(Sumber : aniesbaswedan.blogspot.com)

Anies Baswedan tentang kemandirian pembiayaan pendidikan

Dalam hal pengelolaan pendidikan, Anies berpendapat bahwa hal tersebut memang mahal. Baginya, ini merupakan tantangan bagi pimpinan institusi pendidikan untuk kreatif membuat alternatif model-model pendanaan, baik dari pemerintah maupun swasta.

Sebagai seorang akademisi, menurut beliau pendidikan harus ditunjang oleh kemandirian dalam pembiayaan pendidikan itu adalah suatu keniscayaan. Di awal mungkin perguruan tinggi memang perlu dibiayai pemerintah, tetapi dalam perjalanan selanjutnya harus dapat mandiri. Bahkan, dalam hal ini, Anies menyatakan bahwa perguruan tinggi harus mampu menerjemahkan bahasa pengelolaan pendidikan dalam bahasa pengelolaan bisnis modern.

Pada 2008, Ia merintis Program Beasiswa di Universitas Paramadina bernama Paramadina Fellowship. Program ini mengadopsi konsep yang biasa digunakan di universitas-universitas di Amerika Utara dan Eropa dengan menyematkan nama sponsor sebagai predikat penerima beasiswa.

Jika mahasiswa A mendapat beasiswa dari institusi B, yang memang menjadi salah satu sponsor, di belakang nama mahasiswa dicantumkan nama sponsor, menjadi A, Paramadina, Institusi B Fellow. Sebagai contoh Elma, Paramadina Adaro Fellow. Predikat itu wajib digunakan dalam berbagai publikasi dan tulisan.

Yang dimaksud dengan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang mengacu pada pengelonaan bisnis modern adalah sebagai berikut:

Misalnya, Adaro berkomitmen untuk memberikat Beasiswa kepada seorang mahasiswa sebesar Rp 150.000.000,00. Beasiswa ini diserahkan kepada institusi di awal tahun ajaran. Dalam satu semester tentunya tidak semua dana tersebut terpakai untuk biaya pendidikan dan uang saku mahasiswa. Sebutlah untuk semester ybs hanya dibutuhkan dana sebesar 30 juta. Sisa dana sebesar 120 juta dikelola secara profesional melalui program investasi sebagaimana yang diterapkan di bisnis modern. Keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut dikumpulkan dalam Dana Abadi Pendidikan yang nantinya juga dikelola secara profesional sesuai tata cara pengelolaan investasi bisnis modern. Dengan adanya program pengelolaan seperti ini diharapkan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 5 tahun, sebuah institusi pendidikan tidak perlu lagi mengandalkan bantuan pendidikan dari pihak luar karena untuk membiayai pendidikan anak didiknya cukup dari rekening Dana Abadi Pendidikan. Tentu saja hal ini memerlukan komitmen dan integritas moral yang cukup tinggi bagi penyelenggara pendidikan untuk tetap berada di jalur yang benar.

Selasa, 22 Maret 2011

Setetes Darah Untuk Kita dan Mereka


Wah, ternyata sudah hampir 3 bulan saya meninggalkan bumi jogjakarta untuk kembali menimba ilmu di jakarta. Tiga bulan koq ga kerasa ya? Sebenarnya kerasa sih di 2 pekan pertama, strugle membiasakan diri atas perubahan ritme hidup, lingkungan, dan kawan. Tapi cuma 2 pekan, selebihnya waz wezz wozz cepat sekali detik bergulir. Oke, saya disini tidak akan membahas seperti apa proses pembiasaan diri itu, ga penting juga sih buat di bahas.

Sebenarnya ada satu hal yang belum kesampean untuk dilakukan setelah pindah ke jakarta yaitu DONOR DARAH. Waktu di jogjakarta saya cukup mengandalkan agenda donor darah rutin yang di koordinir kantor. Tinggal menunggu surat pendaftaran donor darah, ijin setengah jam ke Pak Kakap, donor, trus balik lagi ke meja buat kerja. Tapi sepertinya kampus belum menjadikan donor darah sebagai agenda rutin. Atau saya ya yang ketinggalan info? Atau mungkin saya memang terlalu mengandalkan acara donor darah massal, jadi ya pas kebetulan dapet tempat seperti ini jadi males donor darah? Semoga saja tidak ya.

Pengalaman donor darah pertama saya sekitar tahun 2005, tepatnya saat itu Kelas 2 SMA. Honestly, saya itu parno sama yang namanya jarum suntik, pokoknya paling ogah lah berurusan sama alat yang satu itu. Dulu, kalau saya sakit, 1 syarat yang saja ajukan ke ibu agar saya mau berobat ke dokter adalah No Injection. Sebut saja ini “No Injection Policy”. Kayaknya dulu saya juga pernah nendang dokter karena beliau mau menganestesi sebelum dagu saya di jahit. Maaf ya pak dokter (malu).

Oke kembali ke pengalam donor pertama saya. Maju mundur juga sih pas mau donor. Sisi angel saya mengatakan, “hei ini tugas mulia, jarang lho orang dikaruniai badan sehat, ayo saatnya berarti buat sesama”. Sisi demon saya bilang, ”Heh, ga usah sok suci deh lo, lo ga tau kalo jarum buat donor itu gedhe? Sama jarun kecil aja lo jiper, besok2 aja lah, masih ada waktu koq”. Beuh, akhirnya saya memutuskan buat nekad aja, hajar lah pokoknya. Saat itu, saya sendiri sebenarnya sudah ketar-ketir (apa ya bahasa indonesianya?), jantung berdetak lebih kenceng, keringetan gara-gara mau berurusan sama jarum suntik. Tapi herannya saya lolos di tes kesehatan. Kadar Hb, tensi, sama kuisioner lolos semua. Haha, dasar emang rejekinya harus di suntik. Lalu apa yang saya lakukan buat melawan ketakutan? Saya bawa 1 komik dan mempersiapkan 1 lagu sebagai pengalih perhatian. Dan 1 hal lagi yang penting, “jangan sekali-kali melihat jarum suntiknya, tutup mata, and lets the nurse did everything she want (based on SOP of course). Trust me! It was work for me, for someone who hate needle.

 Dan ternyata sodara-sodara... Jreng jreng jreng... DONOR DARAH itu tidak sakit lho. Emang sih pas jarumnya disuntikkan pertama kali kerasa nyeri, tapi itu cuma sebentar. Dan setelah itu Anda akan merasakan kehidupan menjalar di tangan Anda. Saat itu saya pertama kali merasakan aliran darah di tangan, bergerak, deras, dan hangat.  1 info yang saya dapatkan, saya bergolongan darah AB (sebenarnya sih udah tahu dari kelas 5 SD, mau memastikan saja), dan jumlah manusia bergolongan darah AB di bumi ini hanya 7 %, so take care of your self dan sering-seringlah donor (3 bulan sekali). Itu pesan dari Wakepsek saya waktu itu. Huff, saya orang langka rupanya. Ya, sejak itu saya sudah berazzam untuk mendonorkan darah saya secara rutin, untuk saya sendiri dan untuk mereka.

 Manfaat Donor Darah

Simbiosis mutualisme. Itulah yang akan kita rasakan jika kita melakukan donor darah, sebab setiap tetes darah yang kita sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya. Disini saya akan mengutip manfaat donor darah yang saya dapat dari http://millicent.blogdetik.com/2011/01/25/manfaat-donor-darah/ yaitu,

 

1.         Menjaga kesehatan jantung

Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

 

2.         Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

 

3.         Membantu penurunan berat tubuh

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

 

4.         Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

 

5.         Mendeteksi penyakit serius

Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah “rambu peringatan” yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri. Setelah menginjak usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri.

 Syaratnya apa ya biar bisa donor darah?

Syarat Donor Darah (yang tertera di vitamin penambah darah) :

1.              Berbadan sehat

2.              Berusia 17-65 tahun

3.              Berat badan > 45 kg

4.              Tidak sedang menderita penyakit

5.              Wanita : tidak sedang hamil dan menyusui

6.              Jarak waktu donor darah min 3 bulan

 Ada syarat tambahan yang tidak tertulis dan kita harus tahu

1.       Kandungan hemoglobin dalam darah > 12,5

2.       Spesial buat wanita, tidak sedang haid dan jarak setelah haid dengan waktu donor darah sebaiknya 1 minggu.

 Tips dan Trik buat yang mau donor darah:

-        Pastikan perut terisi sebelum donor (sarapan dulu), paling tidak 30 menit sebelum donor.

-        Malam hari sebelum donor, tidur cukup.

-        Buat yang tekanan darah agak rendah, olahraga ringan sebelum donor. Tekanan darah normal 120/80. Tekanan darah 100-110 / 70-80 biasanya masi diperbolehkan donor. Karena kebetulan saya di anugrahi tekanan darah di range 110-90, bisanya kalo sudah mulai berasa pusing sebelum donor saya ngemil dulu, lumayan bisa menstabilkan tekanan darah ( ga ilmihah sih, ga harus di ikuti koq) à nah lho gimana mau kurus coba?

-        Rileks aja waktu jarum suntik uda mau masuk

 Tips tambahan

-         Baca basmallah dan niatkan untuk Allah serta sebagai sarana agar bermanfaat untuk orang lain

-         Rasakan nikmat yang Allah berikan ketika darah mengalir

-         Berbahagialah menjadi orang yang dapat donor darah karena itu pertanda bahwa kita diberi nikmat SEHAT 

 Setelah googling dan tanya kesana-kemari akhirnya saya dapatkan juga alamat PMI terdekat, di Pamulang. Sebenarnya ga terlalu jauh sih, cuma saya belum terlalu memahami daerah itu. Alhamdulillah google maps cukup membantu. Semoga pekan ini bisa terlaksana niat saya untuk kembali donor darah. Bismillah...